Pura Tirta Jati berada
di Dusun Sambungrejo, Desa Bayu Kecamatan Songgon – Banyuwangi. Pura ini
merupakan salah satu dari pura yang ada di lereng Gunung Raung.
Berbeda
dengan layaknya pura yang ada di bali, bentuk pelinggih di pura ini sangatlah
sederhana dengan corak bangunan jawa yang mendominasi di setiap bangunan yang
ada, bentuk bangunan utama merupakan padmasana yang bersebelahan dengan patung
sabdo palon naya genggong, Sabdo
Palon adalah pandita dan penasehat Brawijaya V, penguasa terakhir yang beragama
Hindu dari kerajaan Jawa yaitu pada tahun 1453-1478. Sabdo Palon merupakan
penguasa yang memiliki kedaulatan spiritual, yaitu penguasa yang agung dan
disegani rakyat, sedangkan nayagenggong adalah sama-sama penasehat Brawijaya V.
Nama sabdo palon sering di sebut dalam Serat Darmaghandul ( Suatu tembang
macapat ), mungkin inilah salah satu alasan mengapa pura tirta jati
menggunakan sabdo palon naya ginggong untuk menjadi simbol keberadaannya.
Umat
hindu yang beribadah di tempat ini hanyalah sekitar 15 kepala keluarga dan
mereka merupakan kaum minoritas di Desa Bayu Kecamatan Songgon Banyuwangi, yang di pimpin oleh Romo Mangku Saji dan seorang
yang di segani atau yang dituakan (Sesepuh) bernama Pak Bohari, namun meskipun
minoritas semangat umat hindu disana dalam rangka menjaga kerukunan antar umat
beragama mendapat apresiasi dari berbagai pihak baik pemerintah, tokoh
masyarakat maupun tokoh agama setempat yang tercermin pada setiap perayaan hari
raya hindu yang di laksanakan di tempat ini.
Di
bawah pelinggih terdapat sumber mata air yang di keramatkan bernama sumber Semurup,
sumber inilah yang menjadi Petirtan dalam setiap ibadah yang di laksanakan di
pura Tirta Jati dan saat ini sedang di laksanakan pembangunan di Sumber mata air ini atas bantuan hibah dana dari pemda Banyuwangi.
Mudah-mudahhan pembangunan pura ini lancar, dan semua warga penyungsung menemui kecerahan dan pencerahan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa (dari seorang Bali, Gerokgak Bali : I Made Merta)
BalasHapus