ANDI SURYANTO

Wana Wisata Rowo Bayu

Songgon, Banyuwangi- Jawa timur Merupakan wisata alam yang alami dan asri.

Smk 17 Agustus 1945 Genteng - XII tkj

yesi damita, nuri ulaika, bagus efendi, heri cahyono, maya safitri, reza tri , ayang putri, andi suryanto.

Universitas Udayana

Halim, Andi, Dayus, Wisnu, Arian.

SMP Negeri 1 Songgon - DKG (Dewan Kerja Galang)

Luristya nur mahfud, HD Sofyan, Andi Suryanto, Prasetyawan, Krisna nugraha.

Famili

Imet, Ciprut, Kepres, Mueng, kikik, komik.

Senin, 18 Maret 2013

KERAJAAN BELAMBANGAN



Kerajaan Blambangan adalah kerajaan yang berpusat di Ujung paling timur pulau Jawa Blambangan dianggap sebagai kerajaan bercorak Hindu terakhir di Pulau Jawa.
Di abad ke-16, satu-satunya kerajaan Islam yang berarti di Jawa Timur adalah Pasuruan. Daerah lain masih dipimpin penguasa yang beragama Hindu. Kemungkinan besar terjadi perang antara Pasuruan dan Blambangan pada tahun 1540-an, 1580-an dan 1590-an. Rupanya pada tahun 1600 atau 1601 ibukota Blambangan ditaklukkan.
Menurut babad Jawa dan juga penulis Belanda François Valentyn, pada abad ke-17, Blambangan adalah bawahan Surabaya, namun hal ini diragukan. Yang jelas, Sultan Agung dari Mataram (bertahta 1613-1646), yang menyerang Blambangan tahun 1633, tidak pernah dapat menaklukkannya.
Tahun 1697 Blambangan ditaklukkan oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti, raja Buleleng di Bali Utara, mungkin dengan bantuan Surapati Raja Blambangan Prabu Tawang Alun dikalahkan dan untuk sementara Ki Gusti Ngurah Panji Sakti menunjuk perwakilannya untuk memerintah Blambangan sementara, I Gusti Anglurah Panji Sakti memberikan kekekuasaan Kerajaan Blambangan kepada Cokorda Agung Mengwi setelah dinikahkan putri Raja Mengwi tersebut.
setelah Blambangan dalam kendali Mengwi, Badung Ditunjuklah keturunan Prabu Tawang Alun untuk memegang Kerajaan Blambangan yaitu Pangeran Danuningrat, dimana Prabu Danuningrat untuk mengikat kesetiaan ia beristrikan Putri Cokorda Agung Mengwi.
Sebelum menjadi kerajaan berdaulat, Blambangan termasuk wilayah taklukan Bali. Kerajaan Mengwi pernah menguasai wilayah ini. Usaha penaklukan Kesultanan Mataram terhadap Blambangan tidak berhasil. Inilah yang menyebabkan mengapa kawasan Blambangan (dan Banyuwangi pada umumnya) tidak pernah masuk pada budaya Jawa Tengahan, sehingga kawasan tersebut hingga kini memiliki ragam bahasa yang cukup berbeda dengan bahasa Jawa baku. Pengaruh Bali juga tampak pada berbagai bentuk kesenian tari yang berasal dari wilayah Blambangan.
Silsilah Kerajaan Blambangan
Silsilah Awal
  • Mpu Withadarma
  • Mpu Bhajrastawa
  • Mpu Lempita
  • Mpu Gnijaya
  • Mpu Wiranatha
  • Mpu Purwantha
  • Ken Dedes
  • Mahisa Wonga Teleng
  • Mahisa Campaka
  • Lembutal
  • Rana Wijaya/Raden Wijaya
  • Tribuana Tunggadewi
  • Hayam Wuruk
  • Wikramawardhana
  • Kerta Wijaya
  • Cri Adi Suraprabawa
  • Lembu Anisraya/Minak Anisraya
  • Mas Sembar/Minak Sembar
  • Bima Koncar/Minak Sumendhe (memerintah Blambangan pada tahun 1489-1500)
  • Minak Pentor (memerintah Blambangan 1500-1541)
  • Minak Gadru ( Memerintah Prasada/Lumajang): Minak Gadru menurunkan Minak Lampor yang memerintah di Werdati-Teposono-Lumajang.
  • Minak Cucu (Memerintah Candi Bang/Kedhaton Baluran): Minak Cucu terkenal dengan sebutan Minak Djinggo penguasa Djinggan beliau berputra SONTOGUNO yang memerintah Blambangan pada 1550 hingga 1582.
  • Minak Lampor
  • Minak Lumpat (Sebagai Raja di Werdati)
  • Minak Luput (Sebagai Senopati)
  • Minak Sumendi (sebagai Karemon/Agul Agul)
Kemudian Minak Lumpat atau SUNAN REBUT PAYUNG berputra Minak Seruyu/Pangeran Singosari (Sunan Tawang Alun I), Pangeran Singosari menaklukan Mas Kriyan dan seluruh keluarga Mas Kriyan, sehingga tidak ada keturunannya, Sunan Tawang Alun I memerintah wilayah Lumajang, Kedawung dan Blambangan pada tahun 1633-1639
Gusti Sunan Tawang Alun I memiliki Putra :
  • Gede Buyut
  • Mas Ayu Widharba
  • Mas Lanang Dangiran (Mbah Mas Brondong)
  • Mas Senepo/Mas Kembar
  • Mas Lego.
selanjutnya Mas Lego menurunkan MAS SURANGGANTI dan MAS SURODILOGO (MBAH KOPEK), Sementara Mas Lanang Dangiran menurunkan Mas Aji Reksonegoro dan Mas Danuwiryo.
Silsilah Setelah Tawang Alun I
Mas Senepo inilah yang kemudian memerintah Kedhaton Macan Putih bergelar Susuhunan Gusti Prabhu Tawang Alun, Dimana beliau memerintah pada wilayah Kerajaan Blambangan 1645 hingga 1691, pada masa Pemerintahan Susuhunan Gusti Prabhu Tawang Alun Blambangan maju dengan pesat dimana kekuasaannya menyatu hingga ke lumajang. Gusti Prabhu Tawang Alun memiliki dua Permaisuri dan beberapa selir, sehingga terjadi beberapa garis keturunan.
Sinuhun Gusti Prabhu Tawang Alun memiliki putra putri dari Mas Ayu Rangdiyah (MA. Rangdiyah adalah selir Sinuhun Gusti Adhiprabhu Sultan Agung Mataram, dimana ketika hamil 3 Bulan diserahkan pada Sinuhun Gusti Prabhu Tawang Alun) :
  • Pangeran Pati, Menikah dengan Puteri Untung Surapati, menurunkan :
  • Pangeran Putro/Mas Purbo/ Danurejo.
Sementara itu Sinuhun Gusti Prabhu Tawang Alun dari Permaisuri lainnya yaitu Mas Ayu Dewi Sumekar (Blater) menurunkan :
  • Dalem Agung Macanapuro
  • Dalem Patih Sasranegoro/Pangeran Dipati Rayi
  • Pangeran Keta
  • Pangeran Mancanegara
  • Pangeran Gajah binarong
sementara dari para selir Sinuhun Gusti Prabhu Tawang Alun menurunkan :
  • Mas Dalem Jurang mangun
  • Mas Dalem Puger
  • Mas Dalem ki Janingrat
  • Mas Dalem Wiroguno
  • Mas Dalem Wiroluko
  • Mas Dalem Wiroludro
  • Mas Dalem Wilokromo
  • Mas Dalem Wilo Atmojo
  • Mas Dalem Wiroyudo
  • Mas Dalem Wilotulis
ketika Sinuhun Gusti Prabhu Tawang Alun wafat terjadi pengangkatan Pangeran Pati sebagai Raja Blambangan Macan Putih, hal ini menjadi permasalahan mengingat Pangeran Pati sejatinya adalah keturunan Sinuhun Gusti Adhiprabhu Sultan Agung, sehingga menimbulkan peperangan antara Pangeran Pati dan Dalem Agung Macanapuro dan juga Pangeran Dipati Rayi.
Pangeran Pati dikalahkan namun putranya yaitu pangeran Putro/ Danurejo menggantikan beliau, tercatat perang saudara tersebut berlangsung lama dan baik Macanapuro, Danurejo dan Sosronegoro sempat memimpin Blambangan menjadi raja namun hanya sebentar mengingat perang rebut tersebut terus menerus berlangsung.
Dipati Rayi mengamuk dan merusak Kedhaton Macan Putih pangeran dipati Rayi beliau baru berhenti karena meninggal akibat senjata Ki Buyut Wongsokaryo yaitu Tulup Ki Baru Klitik.
Perang saudara setelah swargi Sinuhun Gusti Prabhu Tawang Alun, membuat macan putih menjadi rusak dan baik Gusti Prabhu Macanapuro, Gusti Prabhu Sosronegoro/Dipati Ray, Pangeran Patii maupun Gusti Prabhu Danurejo seluruhnya meninggal- swargi. Yang paling mengesankan adalah kemarahan Dipati Rayi yang sangat sakti beliau juga adalah murid Ki Buyut Wongsokaryo yang juga guru dari Gusti Prabhu Tawang Alun, kesaktian Dipati Rayi atau Prabhu Sosronegoro membuat Kedhaton Macan Putih hancur, para agul agul berperang secara lingsem (malu).
Gusti Prabhu Danurejo memiliki permasyuri Mas Ayu Gendhing dari perkawinan tersebut memiliki Putra :
  • Pangeran Agung Dupati
Sementara dari selir (kakak Ipar Gusti Agung Mengwi/Raja Mengwi) beliau berputra :
Karena kacaunya perang saudara Pangeran Gung Dupati dan Pangeran Mas Sirno diungsikan sampai perang mereda dan Pangerang Gung Dupati diangkat Menjadi Raja Blambangan yang bergelar Sinuhun Gusti Prabhu Danuningrat memerintah Blambangan Kedhaton Macan putih pada tahun 1736-1763
Di akhir abad ke-18, setelah terjadi perang Puputan Bayu 1771 VOC mengisi kekosongan pemerintahan dan menggabungkan Blambangan kedalam karisidenan Besuki, dan mengangkat Mas Alit sebagai KRT Wiroguno sebagai Bupati Pertama dimulai dari KRT Wiroguno inilah dinasti Kerajaan Blambangan secara pasti dan terpercaya telah memeluk Islam, generasi diatas KRT Wiroguno tidak terdapat sumber terpercaya telah memeluk Agama Islam.
Hilangnya Blambangan bagi Bali merupakan suatu peristiwa yang sangat berarti dari segi kebudayaan. Para raja Bali percaya bahwa moyang mereka berasal dari Majapahit. Dengan masuknya Blambangan ke dalam kekuasaan VOC, Bali menjadi lepas dari Jawa.
Arkeologi
Beberapa penemuan sejarah yang menjadi objek cukup menarik dari peninggalan kerajaan blambangan adalah Tembok Rejo, berupa tembok bekas benteng kerajaan Blambangan sepanjang lebih kurang 5 km terpendam pada kedalaman 1 - 0.5 m dari permukaan tanah dan membentang dari masjid pasar muncar hingga di areal persawahan Desa Tembok Rejo. Siti Hinggil atau oleh masyarakat lebih di kenal dengan sebutan setinggil yang artinya Siti adalah tanah, Hinggil/inggil adalah tinggi.Objek Siti Hinggil ini berada di sebelah timur pertigaan pasar muncar (lebih kurang 400 meter arah utara TPI/Tempat Pelelangan ikan). Siti Hinggil ini merupakan pos pengawasan pelabuhan/syah bandar yang berkuasa pada masa kerajaan Blambangan, berupa batu pijakan yang terletak di atas gundukan batu tebing yang mempunyai "keistimewaan" untuk mengawasi keadaan di sekitar teluk pang Pang dan Semenanjung Blambangan. Beberapa benda peninggalan sejarah Blambangan yang kini tersimpan di museum daerah berupa Guci dan asesoris gelang lengan, sedangkan kolam dan Sumur kuno yang ditemukan masih berada di sekitar Pura Agung Blambangan yaitu di Desa Tembok Rejo kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.
Di samping itu pada lokasi Keraton Macan Putih didaerah Kecamatan Kabat didapati relief arkeologi dan benda benda yang terkubur saat ini dilokasi seluas 44 Hectare yang telah menjadi persawahan dan kebun sering didapati benda arkeologi milik kerajaan, beberapa puing tembok batas kerajaan pun terkubur rusak dan hancur, masyarakat setempat sering memindahkan dan atau menyimpan puing puing tersebut. Ditemui juga beberapa koleksi di beberapa museum di Belanda yang berisi gambar, foto maupun artefact Keraton Macan Putih.
Setelah Keraton Macan Putih hancur penerus Raja Blambangan yaitu Mas Jaka Rempeg mendirikan Kerajaan Bayu yang berada di sekitar Rawa Bayu kerajaan ini tidak bertahan lama karena perang Puputan Bayu 1771, yakni dalam hitungan bulan saja disini dapat ditemukan beberapa sisa artefact dan bekas peperangan dengan VOC
Hingga kini meskipun Kerajaan sudah hancur Para kerabat Kerajaan secara turun temurun tetap menjaga beberapa pusaka penting peninggalan Kerajaan.
Sumber

oleh : andi suryanto


Jumat, 15 Maret 2013

Cara mengganti background grub loader Ubuntu dengan Foto

Teman,terkadang kita merasa bosan dengan tampilan grub loader yang hanya berwarna hitam pada saat kita akan login Ubuntu. Mungkin akan lebih kelihatan menarik jika kita mengganti background tersebut dengan foto, baik foto kita sendiri, pacar,keluarga, bahkan artis idola kita:-D :-D :-D :-D :-D

Oke ga usah basa-basi lagi berikut ini caranya,ChekidotzzZ....

1. Menambahkan background

Buka terminal kemudian ketik


sudo gedit /etc/grub.d/05_debian_theme

kemudian cari baris

WALLPAPER=”/usr/share/images/desktop-base/moreblue-orbit-grub.png”

baris tersebut menunjukkan direktori dimana file gambar yang akan digunakan sebagai background image pada grub, misalkan pada contoh ini saya ingin mengganti background pada grub dengan gambar yang sudah saya persiapkan di direktori /home/putrabayu/andi.png maka edit baris tersebut menjadi

WALLPAPER=”/home/putrabayu/andi.png”

Jika anda ingin mengubah warna dari text yang ada pada grub, edit pada baris berikut di file yang sama

COLOR_NORMAL=”black/black”
COLOR_HIGHLIGHT=”magenta/black”

catatan : agar foto dengan tulisan terlihat transparant maka ganti menjadi

COLOR_NORMAL=””
COLOR_HIGHLIGHT=”magenta/white”


2. Mengganti resolusi gambar


buka terminal,ketik :

sudo gedit /etc/default/grub

kemudian cari baris


Spoiler :
#GRUB_GFXMODE=console

Untuk mengganti resolusi background, hilangkan tanda “#” dan ubah tulisan console dengan resolusi yang anda inginkan misalkan “640×480? sehingga hasilnya seperti baris berikut

GRUB_GFXMODE=640×480

Setelah konfigurasi selesai jangan lupa, update grub dengan perintah


Spoiler :
sudo update-grub

Selamat mencoba..... :"": :"": :"": :"":

Cara mengganti background grub loader Ubuntu dengan Foto




Teman,terkadang kita merasa bosan dengan tampilan grub loader yang hanya berwarna hitam pada saat kita akan login Ubuntu. Mungkin akan lebih kelihatan menarik jika kita mengganti background tersebut dengan foto, baik foto kita sendiri, pacar,keluarga, bahkan artis idola kita:-D :-D :-D :-D :-D

Oke ga usah basa-basi lagi berikut ini caranya,ChekidotzzZ....

1. Menambahkan background

Buka terminal kemudian ketik

sudo gedit /etc/grub.d/05_debian_theme

kemudian cari baris

WALLPAPER=”/usr/share/images/desktop-base/moreblue-orbit-grub.png”

baris tersebut menunjukkan direktori dimana file gambar yang akan digunakan sebagai background image pada grub, misalkan pada contoh ini saya ingin mengganti background pada grub dengan gambar yang sudah saya persiapkan di direktori /home/putrabayu/andi.png maka edit baris tersebut menjadi

WALLPAPER=”/home/putrabayu/andi.png”

Jika anda ingin mengubah warna dari text yang ada pada grub, edit pada baris berikut di file yang sama

COLOR_NORMAL=”black/black”
COLOR_HIGHLIGHT=”magenta/black”

catatan : agar foto dengan tulisan terlihat transparant maka ganti menjadi

COLOR_NORMAL=””
COLOR_HIGHLIGHT=”magenta/white”


2. Mengganti resolusi gambar


buka terminal,ketik :

sudo gedit /etc/default/grub

kemudian cari baris


Spoiler :
#GRUB_GFXMODE=console

Untuk mengganti resolusi background, hilangkan tanda “#” dan ubah tulisan console dengan resolusi yang anda inginkan misalkan “640×480? sehingga hasilnya seperti baris berikut

GRUB_GFXMODE=640×480

Setelah konfigurasi selesai jangan lupa, update grub dengan perintah


Spoiler :
sudo update-grub

Selamat mencoba..... :"": :"": :"": :"":

Senin, 04 Maret 2013

ngayah bersama di pura puncak agung macan putih

antusiasme para pradah dan umat hindu di lereng gunung raung patut di acungi jempoll. . serentak malaksanakan kegiatan ngayah bersama di rowo bayu (3 maret 2013), ngayah di rowobayu di laksanakan sehubungan dengan di laksanakannya upacara melasti menjelang hari raya nyepi yang jatuh pada tanggal 12 maret 2013 adapun melastinya di laksanakan pada tanggal 9 maret di pura puncak agung macan putih rowo bayu, songgon, banyuwangi.


Hampir seluruh lokasi rowo bayu bersih seketika karena bagitu banyaknya tenaga yang ikut menyumbangsihkan tenaganya pada saat ngayah kemaren (3 maret 2013). Ada yang menyapu sampai mengitari seluruh rowo dan ada juga yang memotong dan memangkas rumput yang rimbun dan bersemak di sekitar rowo bayu, ada yang membersihkan pura puncak agung macan putih dan sebagian lagi ada yang membuat tempat banten atau sesaji untuk melasti besok.
setelah sukses melaksanakan upacara melasti sendiri pada tahun kemaren yang pesertanya hanya sekecamatan songgon saja, kini nampaknya akan menjadi lebih meriah dengan bergabungnya pura-pura yang ada di lereng gunung raung. kurang lebih sekitar 15 pura dan kabarnya akan di pimpin oleh Bopo Pandita Giri Dharma Arsa dari purwoharjo, banyuwangi, jawa timur.
setelah ngayah selesai di rowo bayu kemudian para peradah mampir di pura Tirta Jati untuk rapap rutin para peradah dan juga membahas tentang pelaksanaan upacara melasti besok, ternyata para peradah memiliki peranan yang begitu setrategis dimana berbagai hal di handle langsung oleh peradah, sippp temen-temen lanjutkan perjuangan untuk hindu yang lebih baik.































semoga pelaksanaan melasti di rowo bayu besok akan berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti dan semoga kerja keras semua sektor yang mengusahakan supaya pelaksanaan melis berjalan dengan lancar mendapatkan pala dan waranugraha dari Ide Sang Hyang Widi Wasa
ucapan terimakasih kepada pemerintah dan perhutani yang mana telah memberi ijin dan dukungan kepada panitia. .